Semarang. Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Keuangan Daerah (Keuda) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menyelenggarakan Webinar Series Keuda Update Seri ke-30 bertajuk ‘Penguatan Tata Kelola Keuangan BLUD dan Best Practice Pengelolaan Keuangan BLUD Berbasis Aplikasi Terintegrasi’. Kegiatan ini digelar secara hybrid di RSD KRMT Wongsonegoro, Semarang, Jawa Tengah dan melalui channel YouTube Ditjen Bina Keuda, Kamis (2/9/2023).

Webinar seri ke-30 ini diikuti lebih dari 5.899 orang atau viewer. Hadir langsung sebanyak 112 orang, melalui zoom meeting 1.000 peserta, melalui YouTube 10.242 viewer. Nantinya, peserta webinar mendapatkan e-sertifkat secara gratis.

Direktur Jenderal (Dirjen) Keuda Kemendagri, Agus Fatoni menyampaikan, acara ini merupakan bentuk penguatan tata kelola keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) berbasis sistem informasi terintegrasi. Hal ini diwujudkan dengan launching Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD)/ e-BLUD (e-Badan Layanan Umum Daerah).

Kita tahu, bahwa SIPD mengintegrasikan seluruh proses di daerah mulai dari perencanaan pembangunan kemudian pengelolaan keuangan daerah mulai dari perencanaan anggaran, penatausahaan, akuntansi pelaporan bahkan sampai dengan proses lainnya (dalam) penyelenggaraan pemerintahan daerah. Semuanya sistem akan terintegrasi menjadi satu, dan banyak sekali manfaat yang sudah diterima dengan adanya SIPD ini,” ucap Fatoni.

Fatoni berharap, dengan adanya SIPD dapat diimplementasikan ke seluruh Indonesia sehingga tata kelola keuangan dapat jauh lebih baik. Saat ini, Bank Jawa Tengah yang telah memulai dan menjadi pelopor dalam integrasi langsung dengan SIPD/e-BLUD.

Salah satu bentuk untuk mendukung SIPD adalah dengan integrasi sistem, di mana sistem dan sub sistem bisa saling terhubung, bertukar data sehingga jadi kesatuan SIPD/e-BLUD dan bank daerah lain. Bank daerah lain juga dapat meniru Bank Jateng yang terintegrasi dengan BLUD agar dapat terintegrasi oleh seluruh Indonesia,” kata dia.

Kemudian, SIPD sendiri nantinya akan dilakukan sejumlah inovasi, seperti terintegrasi dengan data anggaran yang real-time sehingga mempercepat waktu proses dalam validasi ketersediaan pagu sub kegiatan. Kedua, tanda tangan digital dan terakhir data transaksi maupun lampiran dalam bentuk dokumen digital.

Pengembangan SIPD selanjutnya akan menambahkan modul lainnya seperti e-BLUD (Badan Layanan Umum Daerah), e-BMD (Barang Milik Daerah), e-Kapitasi, e-Pinjaman dan evaluasi serta melakukan integrasi dengan sistem keuangan desa SIKEUDES,” ujar Fatoni.

Fatoni menjelaskan, “Terkait e-BLUD, entitas BLUD merupakan entitas yang bersifat khusus sehingga perlu penggunaan aplikasi pengelolaan keuangan yang terpisah dari aplikasi utama pemerintah daerah (SIPD), akan tetapi hasil output laporannya dapat diintegrasikan dengan SIPD Pemerintah Daerah. Saat ini masih dalam tahap progres, sehingga harapannya ke depannya pengelolaan keuangan BLUD dapat terintegrasi secara baik dengan SIPD sehingga dapat diperoleh informasi keuangan yang lebih komprehensif termasuk informasi keuangan BLUD,”kata dia.

Sebagai informasi, acara ini turut dihadiri oleh Walikota Semarang Hevearita Gunaryati Rahayu, Walikota Pekalongan HM Saelany Machfudz SE, Direktur BUMD, BULD dan Barang Milik Daerah, Plt Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Ketua  Penasehat Pusat Asosiasi Rumah Sakit Daerah (ARSADA) Jawa Tengah dan Dewan Penasehat Pusat Asosiasi Rumah Sakit Daerah (ARSADA) Pusat. Kemudian, turut hadir juga Direktur Utama Bank Jateng, Dekan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, Sekretaris Daerah se-Indonesia, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) seluruh Indonesia, Kadinkes Seluruh Indonesia, Direktur RSD Seluruh Indonesia dan Kepala Biro/Bagian Perekonomian Se-Indonesia.

Sumber : https://keuda.kemendagri.go.id/berita/detail/4350-ditjen-bina-keuda-gelar-webinar-series-ke-30-dan-launching-sipd-e-blud-perkuat-pengelolaan-keuangan-blud